Friday, June 22, 2012
Tentang Pendidikan Karakter
9:38 PM
pendidikan karakter, pendidikan karakter mampu mencerdaskan bangsa, pendidikan karakter untuk membangun peradaban bangsa, pentinganya pendidikan
No comments
Berbicara tentang pendidikan kita semua pasti
sudah tahu bahwa betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan, kemampuan,
pengetahuan merupakan salah satu modal penting yang kita miliki untuk hidup di
zaman yang serba sulit ini. Mengapa dikatakan demikian?, Kita tentu sudah bisa
menjawabnya, apa hal pertama yang dilihat bila kita ingin mengajukan surat
lamaran perkerjaan? Apa yang kita butuhkan ketika ingin memulai suatu bisnis
atau usaha?. Tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan pengetahuanlah yang
kita butuhkan. Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal yang kita
dapatkan.Tetapi entah mengapa banyak sekali warga di Indonesia ini yang tidak
mengenyam bangku pendidikan sebagaimana mestinya, khususnya di daerah-daerah
terpencil di sekitar wilayah Indonesia ini. Sepertinya kesadaran mereka tetang pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan.
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef
tentang pentingnya
pendidikan :
“Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina
hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Dan tentulah dari
pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan
hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan.
Menjadi bangsa yang maju tentu
merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah
menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi
oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya
pendidikan,
sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna
seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber
Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill
dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila
output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat
mencapai kemajuan.
Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan
harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Maka tentunya peningkatan
mutu pendidikan
juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Kita ambil contoh Amerika,
mereka takkan bisa jadi seperti sekarang ini apabila –maaf– pendidikan mereka
setarap dengan kita. Lalu bagaimana dengan Jepang? si ahli Teknologi itu?
Jepang sangat menghargai Pendidikan, mereka rela mengeluarkan dana yang sangat
besar hanya untuk pendidikan bukan untuk kampanye atau hal lain tentang
kedudukan seperti yang–maaf– Indonesia lakukan. Tak ubahnya negara lain,
seperti Malaysia dan Singapura yang menjadi negara tetangga kita. Mungkin
sedikit demi sedikit Indonesia juga sadar akan pentingnya
pendidikan.
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei
menitikberatkan pada pendidikan karakter untuk membangun peradaban bangsa dan
seperti yang diberitakan bahwa Kementrian Pendidikan Nasional telah menyediakan
infrastruktur terkait akses informasi bekerja sama dengan MNC Group, melalui TV
berbayarnya, Indovision menyiarkan siaran televisi untuk pendidikan.Dan juga
penyediaan taman bacaan di pusat perbelanjaan. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: “pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, banga dan negara” . Namun
terlepas dari apakah pendidikan karakter ini bisa mengubah masalah-masalah yang
sering kita hadapi dalam dunia pendidikan, kita berharap pemerintah mampu memberikan dan mewujudkan
sebuah system pendidikan yang benar-benar mampu mewujudkan kecerdasan dan
kesejahteraan putra-putri bangsa.
Manusia dan Bencana Gunung Merapi, Sebuah Kajian Antropologi
9:29 PM
bahaya tinggal di kawasan lereng merapi, berkah dibalik musibah merapi, gunung merapi yogyakarta, keunikan gunung merapi, letusan gunung merapi, manfaat abu fulkanik
No comments
Sumberdaya alam
berkorelasi dengan pembangunan ekonomi, dan dengan hampir 200 juta penduduk, merupakan
modal ekonomi utama Indonesia. Salah satu sumberdaya alam yang terdapat di
Indonesia adalah gunung berapi aktif, yang lebih banyak menguntungkan dari pada
merugikan. Debu gunung berapai aktif, tidak hanya membawa kesuburan bagi daerah
yang berada disekitarnya, tetapi juga daerah-daerah lain yang berjauhan. Selain
itu gunung berapi aktif juga merupakan aquifer yang bai karena tingkat permeability
dari bahan-bahan erupsi yang tinggi, dan reliefnya yang tinggi dapat berperan
sebagai kondensasi yang menghasilkan crah hujan yang lebat. Oleh karenanya jika
gunung berapi dapat dikendalika, dapat pla sebagai penghasil energy panas bumi.
Disamping
bencana, gunung merapi di jawa merupakan sumber kehidupan, serta erat kaitannya
dengan sejulah peristiwa yang pernah terjadi dimasa lampau. Sepanjang sejarah
di jawa, gunung-gunung berapi telah menjadi sumber kehidupan, dan memberikan
kesuburan tanah bagi daerah-daerah disetarnya. Namun disisi lain, gunung berapi
juga sumber kematian karena gas beracun, awan panas, lahar dan banjir lumpur.
Jika di telaah
lebih lanjut berbagai masalah yang dihadapi penduduk Turgo yang terletak
berbatasan dengan Plawangan Kaliurang, merupakan proses adaptasi kebijaksanaan
yang pernah ditetapkan oleh pemerintah colonial Hindia Belanda. Pemerintah colonial
melarang penduduk untuk bertempat tinggal dan mengolah tanah hutan di lereng Merapi,
karena kawasan tersebut ditetapkan sebagai hutan lindung.
Upaya pemindahan
penduduk dari kawasan yang rawan bencana gunung merapi ke suatu lokasi tertentu
melalui program relokasi yang letaknya jauh dari tempat tinggal semula,
ternyata tidak mudah dilakukan, karena dalam persepsi penduduk yang bertempat
tinggal di lereng merapi, bukan hanya merupakan sumber bencana tetapi juga
membawa berkah dalam kehidpan mereka. Selain itu, para penduduk di kawasan
berbahaya senderung perpendapat bahwa pindah kelokasi lain lebih banyak dukanya
daripada tetap tinggal di desanya walaupun ada ancamam letusan merapi. Dalam benak
mereka, andaikata terpaksa harus mati karena awan panas, semua itu semata-mata
adalah bencana dan takdir.
Berbagai aspek
kehidupan yang menyatu dengan alam gunung merapai yang telah mereka warisi
secara turun temurun, terpaksa harus diubah melali suatu proses adaptasi dengan
lingkungan baru. Selain itu, relokasi daerah tempat tinggal akan meninggalkan
permasalah lain, terutama menyangkut lahan dan tempat tinggal mereka yang selama
ini telah menghidupinya. Berbagai masalah yang timbul bukan hanya berkaitan
dengan keyakinan para warga bahwa program relokasi adalah pilihan yang tepat,
tetapi juha berkaitan dengan lapangan pekerjaan, pendidikan, adaptasi dengan
lingkungan baru, status tanah yang ditinggalkan dan sebagainya. Gunung merapi
yang terletak sekitar 30 km di utara kota Yogyakarta, berada pada ketinggian
kurang lebih 2.968 meter dari permukaan air laut. Diantara 129 gunung berapi
yang aktif di dunia, Merapi merukan gunung berapi yang paling unik. Keunikan
gunung merapi terletak pada penmpukan lava pijar mencapai 800 derajat yang
adakalanya meluncur menjadi guguran. Dalam volume yang besar, guguran tersebut
dapat berubah enjadi awan panas. Selain itu, adalakanya setiap kali terjadi
letusan, terjadi penyimpangan arah, seperti pada letusan 22 November 1994. Semula,
guguran lava selalu mengarah kea rah barat-daya, tetapi pada tanggal tersebut
letusan mengarak kearah selatan. Sebagai akibatnya, kawasan lereng merapi yang
dinyatakan daerah terlarang dan berbahaya juga berubah.
Monday, June 4, 2012
Dwangsom sebagai upaya optimalisasi putusan hakim
10:00 AM
dwangsom, lembaga uang paksa, putusan PA Sleman, uang paksa, uang paksa dalam putusan hakim
No comments
Dwangsom
diartikan sebagai tuntutan uang paksa atau hukuman tambahan bagi
Tergugat agar menjalankan prestasinya dengan sukarela. Dwangsom dalam
tatanan hukum nasional diatur dalam Pasal 606 a dan 606 b Rv, dan dalam
HIR dan RBg dwangsom tidak diatur secara rinci. Putusan hakim yang
sia-sia (illusoir) sebenarnya bukan permasalah baru di lingkungan
Pengadilan. Putusan hakim seperti ini ibarat air garam di dalam gelas,
sulit untuk dilihat tetapi dapat dirasakan keberadaanya. Dwangsom
sebagai upaya menekan secara kejiwaan agar Tergugat menjalankan isi
putusan dengan sukarela sehingga tidak menjadikan putusan hakim menjadi
illusoir, nampaknya sering dan banyak dijumpai dalam perkara perdata di
Pengadilan Umum. Perkara cerai gugat sebagai kewenangan absolut
Pengadilan Agama, membuka ruang untuk menerapkan dwangsom dalam gugatan
sebagai strategi menekan Tergugat agar menjalankan kewajibannya dan
memenuhi hak-hak Penggugat. Namun dalam praktiknya, dwangsom dalam
Pengadilan Agama tidak sepopuler dwangsom dalam Pengadilan Umum,
sehingga penerapan dan prosedurnya di Pengadilan Agama-pun khususnya
Pengadilan Agama Sleman belum pernah mempraktikannya.
Dwangsom sebagai upaya meminimalisir putusan illusoir, serta bagaimana penerapan dan prosedurnya dalam perkara cerai gugat di Pengailan Agama Sleman, merupakan pokok permasalahan yang Penyusun angkat dalam penelitian ini. Jenis penelitian ini adalah library research, metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Kemudian menganalisis data yang terkumpul dengan cara deduktif serta menggunakkan pendekatan Maqasid as-syari'ah. Pemilihan Maqasid asy-Syari'ah ini untuk memahami unsur-unsur hukum positif khususnya hukum perdata formil dan materiil dari segi maslahah.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama diperbolehkan untuk menerapkan Dwangsom dengan mempertimbangkan kemaslahatan, artinya bila hakim memahami indikasi bahwa Tergugat kemungkinan besar akan melalaikan kewajibannya dalam memenuhi hak-hak Penggugat, maka seyogyanya dan ada baiknya menerapkan dwangsom dalam gugatan dan putusan hakim, lebih-lebih apabila penerapan tersebut dengan tujuan kemaslahatan. Memahami indikasi-indikasi di atas dapat hakim peroleh dari proses mediasi dan pemeriksaan perkara di persidangan. Namun demikian, dwangsom dalam perkara cerai gugat hanya dapat diterapkan dalam perkara cerai gugat yang sifat gugatannya kumulatif, dan satu hal yang harus diperhatikan bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1346k / Pdt / 1991 dengan kaidah hukum bahwa putusan atau amar mengenai dwangsom atau uang paksa harus ditiadakan oleh pelaksanaan eksekusi dapat dilaksanakan secra eksekusi riil, dengan demikian dwangsom tidak dapat dijatuhkan bersamaan dengan pembayaran sejumlah uang,karena dalam penyerahan sejumlah uang dapat dilakukan dengan eksekusi riil atau sita jaminan. Prosedur dan penerapan serta eksekusi dwangsom dalam Pengadilan Agama Sleman sama halnya dengan prosedur dwangsom di lingkungan Pengadilam Umum, karena pada dasarnya hukum acara yang berlaku di Pengadilan Agama Sleman adalah hukum acara yang juga berlaku di Pengadilan Umum.
Dwangsom sebagai upaya meminimalisir putusan illusoir, serta bagaimana penerapan dan prosedurnya dalam perkara cerai gugat di Pengailan Agama Sleman, merupakan pokok permasalahan yang Penyusun angkat dalam penelitian ini. Jenis penelitian ini adalah library research, metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Kemudian menganalisis data yang terkumpul dengan cara deduktif serta menggunakkan pendekatan Maqasid as-syari'ah. Pemilihan Maqasid asy-Syari'ah ini untuk memahami unsur-unsur hukum positif khususnya hukum perdata formil dan materiil dari segi maslahah.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama diperbolehkan untuk menerapkan Dwangsom dengan mempertimbangkan kemaslahatan, artinya bila hakim memahami indikasi bahwa Tergugat kemungkinan besar akan melalaikan kewajibannya dalam memenuhi hak-hak Penggugat, maka seyogyanya dan ada baiknya menerapkan dwangsom dalam gugatan dan putusan hakim, lebih-lebih apabila penerapan tersebut dengan tujuan kemaslahatan. Memahami indikasi-indikasi di atas dapat hakim peroleh dari proses mediasi dan pemeriksaan perkara di persidangan. Namun demikian, dwangsom dalam perkara cerai gugat hanya dapat diterapkan dalam perkara cerai gugat yang sifat gugatannya kumulatif, dan satu hal yang harus diperhatikan bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1346k / Pdt / 1991 dengan kaidah hukum bahwa putusan atau amar mengenai dwangsom atau uang paksa harus ditiadakan oleh pelaksanaan eksekusi dapat dilaksanakan secra eksekusi riil, dengan demikian dwangsom tidak dapat dijatuhkan bersamaan dengan pembayaran sejumlah uang,karena dalam penyerahan sejumlah uang dapat dilakukan dengan eksekusi riil atau sita jaminan. Prosedur dan penerapan serta eksekusi dwangsom dalam Pengadilan Agama Sleman sama halnya dengan prosedur dwangsom di lingkungan Pengadilam Umum, karena pada dasarnya hukum acara yang berlaku di Pengadilan Agama Sleman adalah hukum acara yang juga berlaku di Pengadilan Umum.
Copyrights : Copyright
(c) 2010 by Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by
author in any medium, provided this notice is preserved.
Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan
9:41 AM
hidup bahagia, kebahagiaan sejati dan hakiki, konsep kebahagiaan dan kesengsaraan, konsep surga dan neraka
No comments
Masalah
kebahagiaan dan kesengsaraan adalah masalah kemanusiaan yang paling hakiki.
Sebab tujuan hidup manusia tak lain adalah memperoleh kebahagiaan dan
menghindari kesengsaraan. Semua ajaran, baik yang bersifat keagamaan dan yang
bersifat keduniaan semata menjanjikan kebahagiaan bagi para pengikutnya dan
mengancam para penentangnya dengan kesengsaraan.
Gambaran tentang wujud kebahadiaan dan kesengsaraan itu sangat beraneka ragam. Namun semua ajaran dan ideology selalu menegaskan bahwa kebahagiaan yang dijanjikannya atau kesengsaraan yang diancamkannya adalah jenis yang paling sejati dan abadi.
Dalam
agama-agama, gambaran tentang wujud kebahagiaan dan kesengsaraan itu dinyatakan
dalam konsep-konsep tentang kehidupan di
surga dan di neraka. Meskipun ilustrasi tentang surge dan neraka itu
berbeda-beda, namun semuanya menunjukan adanya keyakinan yang pasti tentang
pengalaman kebahagiaan atau kesengsaraan dalam hidup manusia.
Sebagian agama mengajarkan konsep kebahagiaan dan kesengsaraan ruhani semata, dan agama-agama itu menilai bahwa kehidupan jasmani adalah kesengsaraan karena sifatnya yang membelenggu sukma manusia. Kebahagiaan hanya diperoleh dengan tindakan dan perilaku meninggalkan dunia dan orientasi hidup yang mengarah pada kehidupan ruhani semata.
Islam mengajarkan konsep kebahagiaan, kebahagiaan dan kesengsaraan jasmani dan ruhani atau duniawi dan ukhrawi, namun tetap membedakan antara keduanya. Dalam islam seseorang dianjurkan mengejar kebahagiaan di akherat, namun diingatkan agar jangan melupakan nasibnya dalam hidup di dunia. Itu berarti memperoleh kebahagiaan akherat belum tentun dan tidak dengan sendirinya memperoleh kebahagiaan di dunia. Sebaliknya, orang yang mengalami kebahagiaan duniawi, belum tantu akan mendapatkan kebahagiaan di akherat yang merupakan kebahagiaan sejati dan abadi. Maka manusia didorong untuk mengejar kedua bentuk kebahagiaan itu, serta berusaha menghindar dari penderitaan lahir dan batin. Meskipun begitu, banyak pula dijanjikan kehidupan yang bahagia di dunia dan akherat sekaligus bagi mereka yang beriman dan berbuat baik. Kahidupan yang bahagia di dunia menjadi semacam pendahuluan bagi kehidupan yang lebih bahagia di akherat. Demikian halnya dengan masalah kesengsaraan, orang yang ingkar kepada kebenaran dan berbuat jahat diancam dengan kesengsaraan didunia ini sebelum kesengsaraan yang lebih besar di akherat kelak. Kesimpulannya, kejar duniamu seakan-akan hidup selamanya, dan kejar akheratmu seakan esok hari manutup mata selamanya.
Wednesday, May 30, 2012
Agama Sebagai Basis Kehidupan Masyarakat
6:25 AM
agama sebagai pedoman, basis kehidupan masyarakat, cara memahami agama, pedoman hidup manusia
No comments
Dengan menyebut Pancasila sebagai dasar Negara, di
mana sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, maka rasanya bangsa ini
secara jelas dan tegas telah memposisikan agama pada tempat yang sangat
strategis dalam membangun bangsa ini. Terkait dengan itu, negeri ini telah
memiliki sebuah departemen yang khusus mengatur dan melayani persoalan yang
terkait dengan kehidupan agama, yaitu Departemen Agama. Sementara ini ada lima agama yang diakui
syah hidup di negeri yang berdasar atas Pancasila dan UUD 1945, yaitu Islam,
Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Akhir-akhir ini Kong Hu Cu, juga
diakomodasi keberadaan dan pertumbuhannya.
Bahkan sesungguhnya, sila-sila selanjutnya dari Pancasila, memuat ajaran yang
sangat erat dengan ajaran masing-masing agama. Semua agama juga mengajarkan
tentang kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan juga keadilan. Kiranya tidak ada
perbedaan pandangan di antara berbagai agama tersebut mengenai betapa
pentingnya nilai-nilai tersebut seharusnya dikembangkan dalam kehidupan
bersama. Jika pun ada perbedaan, maka perbedaan itu sebatas pada teknis
implementasinya. Misalnya tentang keadilan, Islam misalnya memiliki konsep yang
berbeda dengan agama lain. Islam dalam membangun keadilan, melalui paradigma
kesetaraan dalam melihat setiap manusia. Manusia dilihat berposisi dan
berderajad sama, menurut Islam. Jika kemudian terdapat perbedaan, maka
perbedaan itu hanya semata-mata terkait dengan tingkat keimanan dan keilmuan
yang disandang.
Jika sampai di sini bisa dipahami dan disepakati, maka tatkala bangsa ini ingin
membangun dirinya menuju cita-cita yang dikehendaki yaitu masyarakat yang makmur,
sejahtera, adil dan damai maka pertanyaannya, mengapa tidak kembali melihat isi
kitab suci masing-masing agama. Jika agama benar-benar dipandang sebagai
petunjuk, pedoman, penjelas tentang kehidupan ini, sehingga sesungguhnya bisa
diacu dalam menyelesaikan berbagai problem kehidupan, baik terkait dengan
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bahkan juga Negara, maka mengapa
agama tidak dipercaya hingga dijadikan acuan dalam menyelesaikan berbagai
problem kehidupan itu. Sementara ini agama hanya diambil sebatas aspek-aspek
yang bersifat veriferal, yaitu hanya digunakan sebagai pedoman ritual dan
spiritualnya belaka.
Memang seringkali muncul wacana bahwa bangsa Indonesia harus mengikuti kehidupan
modern, dan selalu memposisikan diri berada di tengah-tengah pertumbuhan
kehidupan bangsa lain di dunia. Bangsa Indonesia tidak selayaknya
mengisolasikan diri, terpisah dari proses-proses social dalam kehidupan dunia.
Apalagi, dengan kemajuan ilmu dan teknologi semakin cepat, dunia semakin terasa
sempit, hubungan antar orang, suku, negara dan bangsa menjadi sedemikian dekat.
Tetangga kita bukan lagi hanya beberapa orang yang hidup dalam satu RT, RW atau desa,
melainkan orang-orang yang memiliki suku, kebangsaan dan bahkan juga benua yang
berbeda.
Terkait dengan itu, satu pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah apakah
kita melihat bahwa agama hanya relevan dengan kehidupan zaman dahulu, yakni
tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi masih jauh belum berkembang. Apakah kita
masih mempercayai bahwa agama, karena diturunkan sejak zaman kuno, kemudian
hanya relavan dengan kehidupan kuno, yakni di zaman kehidupan para nabi
terdahulu. Jika pandangan kita terhadap agama seperti itu, maka memang layak
kemudian agama kita tinggalkan dan digantikan dengan ajaran lain yang relevan
dengan kehidupan modern. Akan tetapi, apakah kenyataan bahwa agama memang
seperti itu. Tentu, jika kita kenali ajaran agama itu secara utuh dan mendalam
ternyata tidak demikian. Agama, Islam misalnya selalu relevan dengan
perkembangan zaman, kapan dan di manapun.
Islam, dengan kitab sucinya yaitu al Qur’an dan hadits nabi, selalu relevan
dengan segala zaman dan tempat. Al Qur’an menjadi petunjuk kehidupan orang yang
berada di zaman dan tempat manapun. Al Qur’an dan hadits Nabi relevan untuk kehidupan
orang-orang yang hidup di negeri paling barat dan sebaliknya paling timur.
Demikian pula, mereka yang hidup di bagian paling utara dan juga paling
selatan, dulu, kini maupun yang akan datang. Islam mengajarkan tentang siapa
sesungguhnya pencipta manusia dan jagad raya ini. Islam memberikan petunjuk,
Yang Maha Pencipta itu adalah Allah saw. Islam mengajarkan tentang penciptaan,
baik penciptaan manusia maupun penciptaan jagad raya ini. Islam
menginformasikan secara sempurna tentang siapa sesungguhnya manusia itu.
Manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang terbaik dan tertinggi derajadnya,
memiliki akal, qolb, jasad dan jiwa. Islam juga menjelaskan tentang jagad raya
ini. Semua ciptaan Allah baik di langit maupun di bumi dijelaskan melalui kitab
suci yakni al Qur’an dan hadits nabi. Islam juga memberi petunjuk tentang
keselamatan dalam perspektif yang luas dan masa yang panjang, yaitu dunia dan
akherat. Agar selamat dan bahagia, Islam mengajarkan konsep iman, islam dan
ikhsan. Selain itu Islam memperkenalkan tentang amal sholeh dan akhlakul
karimah. Semua itu membawa kehidupan menjadi selamat dunia dan akherat.
Jika demikian halnya, semestinya Agama yang bersumber kitab suci Al Qur’an
dan hadits, selalu dijadikan pedoman, acuan dan sumber ilmu pengetahuan dan
tempat bertanya bagi berbagai persoalan hidup ini. Sudah barang tentu,
persoalan-persoalan yang bersifat teknis, kitab suci itu tidak menyediakan
jawaban. Tetapi, al Qur’an memerintahkan untuk menggunakan indera, pikiran dan
hatinya tatkala menyelesaikan sesuatu. Maka, kemudian dikenal dengan ayat-ayat
qouliyah, yaitu al Qur’an dan hadits dan selain itu ayat-ayat qauniyah, yaitu
hasil-hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis. Umat Islam menggunakan
dua sumber pengetahuan tersebut sekaligus, yaitu ayat-ayat qouliyah dan
ayat-ayat kauniyah. Dengan demikian, jika agama -----Islam bagi yang muslim,
sepenuhnya dijadikan pegangan dalam menyelesaikan berbagai persoalan, maka
Insya Allah, mereka akan selamat dan mendapatkan kebahagiaan secara nyata.
Allahu a’lam.
Memahami Dialektika Hegel "Filsafat Sejarah"
6:12 AM
belejar filsafat, dialektika hegel, filsafat ilmu, filsafat sejarah, ilmu filsafat, tokoh filsafat
No comments
PENDAHULUAN:
Hegel seorang yang berkebangsaan Jerman,hidup dari keluarga yang mapan secara status sosial,serta pola pendidikan keluarga terutama ibunya yang mempengaruhi Hegel menjadi filsuf besar.Dia dilahirkan di Kota Stuttgart,Jerman pada 27 Agustus 1770.Dia sempat pula mengenyam pendidikan di Gymnasium Stuttgart,setelah kemudian melanjutkan di Universitas Tubingen.
Dalam hal ini Hegel memang tidak memaknai filsafat sejarah hingga pada tataran definisi konkret dan spesifik,tapi pandangannya mengenai sejarah sudah merupakan unsur integral dari filsafat sejarah itu sendiri,serta pernyataannya yang memandang filsafat sejarah sebagai sebuah pertimbangan pemikiran terhadapnya.
Filsafat sejarah merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dari rangkaian
keilmuan filsafat secara umum.Bagian integral yang berpengaruh dalam memahami
dan mengkaji sejarah dari sudut pandang filsafat.Memandang sejarah bukan hanya
masa lampau namun juga menjadi unsur perubahan dari masa ke masa.
Beberapa tokoh bermunculan dari ranah filsafat sejarah,dan Hegel
termasuk didalamnya.Dia merupakan salah satu filsuf ternama yang dihasilkan
Jerman sebagai sebuah tempat yang layak bagi lahirnya beberapa filsuf terkenal
dan berpengaruh. Disamping Immmanuel Kant,Hegel memiliki konsistensi dalam
berfikir dan kapabilitas rasio yang mampu menterjemahkan hidup dalam bentuk
rumus dialektikanya yang terkenal. Hegel seorang yang progresif dalam berfikir
dan bertindak,meskipun tidak reaksioner dalam bersikap terhadap
realitas.Filsafat Roh yang merupakan karakternya,yang dia akui merupakan hasil
sintesa antara pemikiran Fichte dan Schelling dizaman pertumbuhan filsafat
idealisme Jerman abad-19.Dia cenderung memaknainya sebagai Roh Mutlak atau
Idealisme Mutlak.
Pandangan mengenai realitas begitu jauh dan meluas.Selain pandangannya
mengenai Pikiran sebagai sesuatu yang mempengaruhi kehidupan fisik dan
material.Dia memiliki pengaruh yang sangat besar dalam ilmu pengetahuan pada
abad-19 dalam hal melakukan pembuktian nilai-nilai realitas dengan nalar yang
dia terjemahkan dalam bentuk hukum dialektik.Yang dikemudian hari tanpa
disadari menjadi inspirasi Karl Marx dalam menetapkan teori materialis didalam
tubuh sosialismenya.
Konsistensinya dalam melakukan telaah pemikiran atas ‘idea’ menjadi
sebuah kondisi yang menarik untuk dikaji serta menjadi sebuah tambahan ilmu
bagi diri pribadi. Dialektika Hegel menjadi sebuah pisau analisis dalam
menelaah sejarah secara lebih mendalam serta ilmu pengetahuan secara global.
Dialektikanya seolah suatu metode yang mampu memecahkan problem realitas
kehidupan.
PEMBAHASAN:
Hegel seorang yang berkebangsaan Jerman,hidup dari keluarga yang mapan secara status sosial,serta pola pendidikan keluarga terutama ibunya yang mempengaruhi Hegel menjadi filsuf besar.Dia dilahirkan di Kota Stuttgart,Jerman pada 27 Agustus 1770.Dia sempat pula mengenyam pendidikan di Gymnasium Stuttgart,setelah kemudian melanjutkan di Universitas Tubingen.
Dalam hidupnya dia curahkan untuk mempelajari dan mengkaji filsafat
secara mendalam,dengan banyak membaca artikel,buku-buku dari beberapa pemikir
filsafat yang sempat pula mempengaruhinya seperti;Aristoteles,Descartes,dan
Kant (yang juga sempat ia kritisi),hingga menelurkan beberapa karya yang cukup
berpengaruh seperti; Phenomenology of Spirit (yang dlm bahasa Inggris
diterjemahkan Phenomenology of Mind,bahasa Jerman Phänomenologie des
Geistes),sekilas menggambarkan pemikiran Hegel yang idealisme monistik,atau
menjelaskan tentang keyakinannya perihal satu pemikiran atau substansi,disini
dia sependapat dengan pemikiran Baruch Spinoza,kemudian Science Of Logic, dan
beberapa diktat kuliahnya sewaktu mengajar dibeberapa perguruan tinggi.
Dalam sebuah pengantar dibukunya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia;Filsafat Sejarah G.WF Hegel,dinyatakan bahwa Hegel sebenarnya seorang
yang berfikir ’konkret’ atas ide-idenya serta pemikirannya,dia juga merupakan
filsuf yang tidak reaksioner dan revolusioner,sebab dia bukan politikus.
Hegel memang bukan seorang politikus namun dialektikanya mampu menjadi
inspirasi para politikus dalam melakukan kajian politik dan sosial.Sehingga
terkadang menjadi pisau analisis yang cukup akurat dalam memandang
realitas.Hegel mengakui dirinya cenderung befikir bebas selayaknya filsuf dalam
memaknai kehidupan dan pemikiran/rasio.Namun Hegel memandang justru kebebasan
merupakan wujud pengakuan dan penerimaan sadar manusia atas suatu sistem nilai
dalam hidup,seperti nilai yang terkandung dalam ajaran agama (kristen).
Pemikiran Hegel yang senantiasa berdialektika terhadap realitas dan
memandang adanya ’realitas mutlak’ atau ruh mutlak atau idealisme mutlak dalam
kehidupan,sangat mempengaruhi dalam memandang sejarah secara global,ini
terbukti saat dialektikanya mampu memasukkan pertentangan didalam sejarah
sehingga dapat mengalahkan dalil-dalil yang bersifat statis.
Hingga terbukti pembuktian-pembuktian ilmiah yang dihasilkan.Dari
sanalah filsafat sejarah layak ditempatkan,sebagai bagian yang utuh dari dunia
kefilsafatan. Hegel juga memandang bahwa sejarah merupakan suatu kondisi
perubahan atas realitas yang terjadi,dia pula yang menyatakan sejarah menjadi
sebuah hasil dari dialektika,menuju suatu kondisi yang sepenuhnya rasional.
Menurutnya dialektika merupakan proses restorasi yang perkembangannya
berasal dari kesadaran diri yang akhirnya akan mencapai kesatuan dan kebebasan
yang berasal dari pengetahuan diri yang sempurna,dia pula merupakan suatu
aktvitas peningkatan kesadaran diri atas pikiran yang menempatkan objek-objek
yang nampak independen kearah rasional,yang kemudian diadopsi Marx menjadi
bentuk lain yakni ’alienasi’.
Dialektika Hegel menjadikan akhir sesuatu menjadi awal kembali.seperti
sebuah siklus.3 prinsip utamanya;thesis-antithesis (terjadi 2 tahap perubahan
yakni kualitatif dan kuantitatif)-sinthesis.Thesis merupakan perwujudan atas
pandangan tertentu,antithesis menempatkan dirinya sebagai opisisi,serta
sinthesis merupakan hasil rekonsiliasi atas pertentangan sebelumnya yang
kemudian akan menjadi sebuah thesis baru.Dan begitu seterusnya.Sehingga
ketiganya merupakan pertentangan yang kelak menjadi kesatuan utuh dalam
realitas.
Sebagai sebuah analogi sederhana ada ’telur’ sebagai thesis,yang
kemudian muncul ’ayam’ sebagai sebuah sinthesis,yang antithesisnya
’bukan-telur’.Dalam dilektika ini,bukan berarti ’ayam’ telah menghancurkan
’telur’ namun, dalam hal ini sebenarnya ’telur’ telah melampaui dirinya
sehingga menjadi ’ayam’,dengan sebuah proses.Yang kemudian itu akan kembali
menjadi telur,dan terus seperti itu.Sehingga dialektika merupakan proses
pergerakan yang dinamis menuju perubahan.
Pemikirannya tentang Roh Mutlak atau absolut dapat dilalui dengan
pendekatan filsafat,agama dan seni,sehingga beliau senantiasa mengkaji dan
menguasai ketiga komponen yang juga mempengaruhi pemikiran Hegel selama
ini.Pengkajiannya yang begitu ketat,yang kemudian memutuskan bahwa filsafat-lah
yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih yang mampu menuju kepemahaman
mengenai hakekat Roh Mutlak,dikarenakan sifatnya yang konseptual dan rasional.
Disamping pemikirannya yang menjunjung kebebasan sebagai unsur pada
keberadaan Roh Mutlak.Dia meyakini adanya essensi Roh Mutlak adalah
ketidakterikatan atau kebebasan.Komponen yang kemudian melahirkan konsepsi
sosial-politik dalam negara. Roh Mutlak merupakan sesuatu yang bersifat ’Idea’
yang melekat pada dirinya sebagai sesuatu yang riil.Sehingga menurutnya kondisi
realitas merupakan riil ada,dan sesuatu yang riil merupakan realitas
tersebut.Bukan berarti sesuatu yang tidak riil itu bukan realitas,namun disanalah
ruang telaah yang mendalam perlu mendapat tempat.Masih menurutnya,yang
menganggap bahwa negara sebagai sebuah institusi kemasyarakatan,merupakan
sebuah bentuk kemajuan pikiran/idea kearah kesatuan bentuk dengan nalar.
Cukup banyak para pemikir atau filsuf yang menganggap Hegel merupakan
filsuf abstraksi,padahal secara kasat mata sesungguhnya dia sedang menampilkan
suatu bentuk konkretisasi dalam mengolah pikirannya sendiri.Bahkan dirinya
sempat mengkritik gaya abstraksi dari rasionalisme abad-18.Gaya bahasa yang
terlalu luas dan mendalam kadang malah mempersulit dalam mencari sebuah hakekat
pikiran itu sendiri.Sehingga konkretisasi pikiran Hegel nampak dalam beberapa
artikel dan buku karyanya yang mencoba menampilkan aktualisasi pikirannya yang
mampu menjawab realitas.
Hegel pergi untuk selama-lamanya pada 14 November 1831 di Berlin,Jerman.
Pemikiran serta beberapa karyanya mampu memberikan pencerahan kembali filsafat
Jerman pada khususnya,dan dunia secara global.Hegel cukup banyak mempengaruhi
para filsuf,dibawahnya,seperti;Feurbach,Marx,Engles (dengan dialektika
materialisme),Jurgen Habbermas,Gadamer,dll.Meskipun cukup banyak pula filsuf
yang mengkritisi pemikiran beliau mengenai dialektika,termasuk Marx sendiri.
Hegel tidak hanya meninggalkan pemikiran abstraksi,namun pengikut Hegeliaan-nya pun terpecah menjadi dua kubu sepeninggal beliau;Hegelian Tua yang cenderung konservatif atas pemikiran Hegel terkait dialektika dan gagasan Hegel terkait agama yang dianggap selaras dengan nilai-nilai kristiani saat itu.Hegelian Tua sempat mempengaruhi kondisi Jerman hingga akhir abad-19;dan Hegelian Muda yang lebih modernis dan liberal atas pemikiran ’sang guru’.Mereka cenderung mengkritisi hukum dialektika Hegel,dan mentransformasikannya dalam bentuk dialektika materialis,serta menolak pikiran sebagai realitas tertinggi.Diantara tokohnya,yakni;David Fredrich Strauus,dan Ludwig Feurbach.
Hegel tidak hanya meninggalkan pemikiran abstraksi,namun pengikut Hegeliaan-nya pun terpecah menjadi dua kubu sepeninggal beliau;Hegelian Tua yang cenderung konservatif atas pemikiran Hegel terkait dialektika dan gagasan Hegel terkait agama yang dianggap selaras dengan nilai-nilai kristiani saat itu.Hegelian Tua sempat mempengaruhi kondisi Jerman hingga akhir abad-19;dan Hegelian Muda yang lebih modernis dan liberal atas pemikiran ’sang guru’.Mereka cenderung mengkritisi hukum dialektika Hegel,dan mentransformasikannya dalam bentuk dialektika materialis,serta menolak pikiran sebagai realitas tertinggi.Diantara tokohnya,yakni;David Fredrich Strauus,dan Ludwig Feurbach.
PENUTUP:
Dalam hal ini Hegel memang tidak memaknai filsafat sejarah hingga pada tataran definisi konkret dan spesifik,tapi pandangannya mengenai sejarah sudah merupakan unsur integral dari filsafat sejarah itu sendiri,serta pernyataannya yang memandang filsafat sejarah sebagai sebuah pertimbangan pemikiran terhadapnya.
Pemikiran sendiri merupakan realitas tertinggi,serta sebagai hakekat kemanusiaan.Hegel
mampu meyakinkan kepada setiap orang bahwa sejarah merupakan suatu nilai yang
sangat berharga dalam kehidupan manusia.Dengan berbagai dinamika pemikiran dan
tindakan manusia sebagai sebuah bentuk pengakuan atas eksistensi suatu wujud material.
Dalam bukunya Filsafat Sejarah;Hegel mencoba membuat suatu metode
sejarah menjadi 3,yakni:Sejarah Asli.Memiliki warna yang khas,yang
perajalanannya berkisar pada perbuatan,peristiwa,dan keadaan.Fase ini diawali
dengan kemunculan filsuf era Yunani kuno,yakni;Herodotus,Thucydides,Xenophone,dll;SejarahReflektif,adalah
sejarah yang cara penyajiannya tidak dibatasi oleh waktu yang
berhubungan,melainkan yang ruhnya melampaui batas;dan terakhir Sejarah
Filsafati.Hegel menyatakan bahwa sejarah merupakan konsepsi sederhana
Rasio.Rasio sendiri merupakan penguasa dunia,sehingga sejarah dunia memberikan
suatu proses rasional kepada kita.
Hegel dengan segala dinamika pemikirannya mampu membuka ranah
intelektualitas kita secara lebih luas.Luas dalam menyikapi sejarah tidak hanya
sebagai fenomena realitas,namun perwujudan atas perubahan kondisi masyarakat
dimasa depan.Dia telah menempatkan ruh dunia, rasio manusia, dan kebebasan
memperoleh makna dan posisi yang nyaman didalam konteks sejarah.
Subscribe to:
Posts (Atom)