Friday, March 30, 2012
Blog Edvertising Lokal
Wednesday, March 28, 2012
Pondok Pesantren Hasyim Asy'arie
Pesantren Hasyim Asy’arie - Pondok Pesantren Berbasis Kemandirian
Syarat awal untuk menjadi santri di pesantren ini adalah mandiri alias menyetop kiriman dana dari orang tua. Setiap santri wajib menulis, terutama menulis di media massa. Honor yang di peroleh dari menulis di media massa itulah yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dari sekian banyak pesantren yang ada di Yogyakarta, dengan berbagai ciri khas dan basis pendidikan serta pengajarannya, kita tentu tidak mengira jika ada sebuah pesabtren yang mayoritas santrinya berkarir sebagai penulis. Pesantren tersebut adalah Pesantren Hasyim Asy’arie yang terletak di kota gudeg. Hampir setiap minggu, nama-nama para santri menghiasi media massa di Indonesia baik lokal maupun nasional. Mungkin bagi sebagian masyarakat Indonesia nama pesantren ini masih belum begitu termasyhur. Namun dikalangan pesantren terutama di pulau jawa, kalangan pelajar, akademisi serta media massa nama pesantren yang satu ini sudah tidak asing lagi.
Secara geografis, pesantren ini terletak di sebelah selatan dusun Krapyak Kulon (Kec.Sewon, Bantul) alias di sebelah barat komplek Q PonPes Putri al-Munawwir Krapyak. Secara historis, pesantren ini berdisi pada 22 Mei 2001 dibawah asuhan KH. Zainal Arifin Thoha. Gus Zainal –panggilan akrab beliau- adalah seorang penyair, kolumnis, penulis buku, penerjemah kitab, serta aktif dalam mengisi pengajian dibeberapa daerah. Selain dikenal ulet, sosok kelahiran kediri 5 Agustus 1972 ini juga dikenal anti genggsu. Faktanya, sebagai pengasuh pesabtren, beliau tidak merasa malu meskipun pernah nyambi sebagai pedagang krupuk. Selain itu Gus Zainal mengajar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus menjadi pengurus Anshor Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pesantren yang menapak usia 11 tahun ini pada mulanya hanya memiliki dua orang santri yaitu Hayun Faiza (Kediri) dan Salman Rusydi Anwa (Madura), namun seiring dengan berjalannya waktu jumlah santri semakin bertambah. Hingga sampai tahun keenam sejak berdirinya pesantren ini jumlah santrinya sudah mencapai 45 orang santri tetap dan 10 orang santri kalong (santri yang tidak menetap_tempat tinggalnya). Mereka mayoritas berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa dan Madura, bahkan dari berbagai pulau di tanah air. Hebatnya, 90% dari mereka adalah seorang penulis. Proses kawah candradimuka penulis ini tak terhambat oleh kanyataan bahwa rumah yang dijadikan pesantren ini adalah rumah kontrakan. Ya, benar-benar ngontrak, sumber dananya adalah dari kocek pribadi Gus Zainal sendiri serta pajak menulis seiklasnya dari para santri, selebihnya ada pula warga yang menyediakan rumah secara Cuma-Cuma bagi para santri. Untunglah saat ini telah dibangun Asrama santri diatas tanah wakaf.
Kalau dilihat dari namanya, tentunya pembaca mengira bahwa semua santrinya adalah mahasiswa. Padahal kenyataanya tidaklah demikian,hanya sekitar 80% dari mereka yang mahasiswa dan selebihnya santri biasa yang ingin belajar mengembangkan keilmuannya tentang menulis, atau sekedar ingin belajar wirausaha.
Walaupun pesantren ini berusia belia, namun telah memiliki struktur kepengususan dan kegiatan yang tetap. Hal ini terbukkti dengan berbagai kegiatan yang telah terealisasikan dalam setiap periodenya, misalnya, kajian kitab klasik, diskusi rutin, dialog kebangsaan dll. Ini tidak terlepas dari peran Gs Zainal dalam membimbing santri-santrinya untuk selalu produktif dalam berkarya serta kreatif dalam berfikir.
Pesantres Hasyim Asy’arie tergolong unik jika dibandingkan dengan pesantren-pesantren lainnya, karena di pesantren ini Gus Zainal menerapkan konsep mandiri secara mutlak setelah melalui beberapa tahapan tertentu. Dalam tiga bulan pertama, santri masih diperbolehkan meminta biaaya dari orang tuanya, setelah tiga bulan sambil berproses menulis,para santri dituntut untuk membiaya dirinya sendiri, baik dengan berwirausaha sendiri, bekerja di home industri atau pekerjaan lain yang ada disekitar pesantren yang sekiranya tidak mengganggu kegiatan kuliah dan proses menulis.
Selain itu keunikan lain yang tidak bisa kita temukan di pesantren lain adalah ketika santri yang sudah senior, dalam arti telah berhasil mengibarkan karyanya di media massa minimal tiga kali, maka secara otomatis akan menjadi pembina bagi yang belum berhasil dimuat di media massa.
Dengan keuletan, kesabaran serta istiqamahnya Gus Zainal, pesantren ini mampu melahirkan penulis-penulis muda yang berbakat. Dan tulisan para santri telah dimuat Kompas, Media Indonesia, Republika, Koran Sindo, Koran Tempo, Jawa Pos, Bisnis Indonesia, Suara Pembaruan, Majalah Genta, Horison, Kedaulatan Rakyat, Bernas dan sebagainya. Dalam upaya implementasi dimensi spiritualitas, intelektualitas, dan profesionalitas ini, Gus Zainal juga berperan aktif dalam mendorong para santri untuk hidup mandiri. Dimensi inilah yang secara langsung menurut para santri bersinggungan dengan kehidupan yang riil. Para santri diuji tingkat tawakkal, keyakinan dan juga sejauh mana para santri menambatkat optimisme kepada Allah SWT berkaitan dengan rezeki, belajar dan menjalin interaksi sosial di masyarakat yang masif dan harmonis.
Maka, dari ketiga dimensi yang dibangun dan sekaligus menjadi jargon pesantren inilah, Gus Zainal mengajak pada seluruh santri untuk berjalan beriringan menerapkan dimensi tersebut dalam satu integritas yang termanifestasikan dalam satu hadist khairun naas anfa’uhum linnaas (sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat kepada orang lain) dalam kehupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aula_
KH. Abdul Karim - Pondok Pesantren Lirboyo
Tuesday, March 27, 2012
Magic Card Sebagai Media Pembelajaran
Monday, March 26, 2012
KDI - Kekerasan Dalam Islam
Semua orang paham bahwa dalam Islam yang namanya khamr, perjudian, perzinahan dan semua tindakan maksiat hukumnya adalah haram. Islam memandang haram karena perbuatan ini dapat merugikan dan merusak kehidupan orang islam itu sendiri. Namun bagaimana halnya dengan pemikiran keras atau pemikiran radikal dalam Islam? Haramkah, atau sah-sah saja?.
Jika kita mengambil tolak ukur ‘kerugian’ dan ‘kerusakan’ dalam konsep Islam, tentu orang islam yang memiliki pemikiran yang keras alias pemahamannya hanya sebatas halal dan haram, boleh dan tidak boleh, sah dan tidak sah seperi ini yang mengakibat dampak kerusakan begitu luas dalam Islam. Dengan istilah lain, kerugian orang islam karena perilaku maksiat seperti perjudian dan lain-lain itu hanya bersifat individual, tetapi kerusakan dan kerugian orang islam karena pemikiran yang keras dan radikal, radiasinya sangat luas.
Berbicara masalah pemikiran keras dan radikal dalam Islam (kafir sana kafir sini yang pada akhirnya menghalalkan darah sesama muslim) pada dasarnya tidak lepas dari sejarah perkembangan Islam itu sendiri. Sejarah mencatat bahwa setelah wafatnya baginda Muhammad SAW, kepemimpinan Islam dipimpin oleh khalifah Abu Bakr ash-shidiq, kemudian Umar bin Khatab, Ustman bin ‘affan dan terakhir Ali bin Abi Thalib yang dalam perkembangan sejarah disebut dengan istilah khulafa ar-rasyidin.
‘Ustman bin ‘Affan termasuk dalam golongan pengusaha Quraisy yang kaya, dan ahli sejarah menggambarkan bahwa beliau orang yang lemah dan tidak sanggup menentang ambisi keluarganya menginginkan jabatan gubernur di daerah yang tunduk pada kekuasaan Islam. Alhasil, gubernur-gubernur yang diangkat oleh khalifah umar bin khatab, khalifah yang terkenal sebagai sosok yang kuat dan tidak memikirkan kepantingan keluarganya, dijatuhkan oleh ‘Ustman dan digantikan oleh anggota keluarganya.
Tindakan politik yang dilakukan ‘Ustman ini ditentang oleh para sahabat Nabi SAW yang semula mendukungnya. Sikap dan perasaan tidak senang terhadap ‘Ustman bin ‘Affan-pun muncul diberbagai daerah, di Mesir sebagai reaksi atas dijatuhkannya ‘Umar ibn al-‘As yang digantikan oleh Abdullah ibn Sa’d Ibn Abi-Sarh salah satu anggota keluarga ‘Ustman, ratusan pemberontak berkumpul dan bergerak ke Madinah. Perkembangan suasana panas di Madinah mangakibatkan wafatnya ‘Ustman bin ‘Affan karena pembunuhan.
Sepeninggal sayyidina ‘Ustman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib menjadi kandidat terkuat untuk menjabat sebagai khalifah keempat. Namun tidak lama Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah tantangan demi tantangan bermunculan dari pihak-pihak yang juga menginginkan jabatan kekhalifahan, terutama Talhah dan Zubaer yang mendapat dukungan dari ‘Aisyah. Namun perlawanan dari ‘Aisyah, Talhah dan Zubaer ini dipatahkan oleh Ali bin Abi Thalib dalam sebuah peperangan yang terjadi di Irak, Talhah dan Zubaer tewas terbunuh dan ‘Aisyah dikirim kembali ke Mekkah.
Tantangan berikutnya datang dari Mu’awiyah, seorang Gubernur Damaskus yang juga merupakan keluarga dekan bagi ‘Ustman bin ‘Affan, seperti halnya Talhah dan Zubaer, Mu’awiyah tidak mau mangakui Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah. Ia menuntut khalifah Ali untuk menghukum orang-orang ynag membunuh ‘Ustman bahkan ia menuduh Ali turut campur masalah pembunuhan khalifah ketiga tersebut. Hal ini didasarkan pada salah seorang pemuka pemberontak Mesir yang datang ke Madinah dan kemudian membunuh ‘Ustman bin Affan adalah Muhammad Ibn Abi Bakr, anak angkat dari Ali bin Abi Thalib. Dan juga khalifah terakhir ini tidak mengambil langkah keras para pemberontak tersebut, bahkam Muhammad ibn Abi Bakr diangkat menjadi Gubernur Mesir.
Dalam pertempuran yang terkadi Siffin, tentara Ali bin Abi Thalib mampu mendesak tentara Mu’awiyah namun tangan kanan Mu’awiyah, ‘Amru ibn al-‘As yang dikenalsebagai orang yang licik, mengajukan perdamaian dengan mengankat al-Qur’an keatas. Qurra’ yang ada di pihak Ali, mendesak Ali bin Abi Thalib agar menerima perdamaian tersebut. Sebagai pengantara diangkatlah dua orang, yaitu ‘Amru ibn al-‘As dari pihak Mu’awiyah dan Abu Musa al-Asy’ari dari pihak Ali. Dalam pertemuan mereka, kelicikan ‘Amru mengalahkan rasa Takwa Abu Musa al-Asy’ari. Sejarah Islam mengatakan bahwa antara keduanya terdapat kesepakatan yaitu bersepakat untuk menjatuhkan kedua pemimping (Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah). Sebagaimana tradisi dalam sebuah masyarakat, yang lebih sepuh atau tua (Abu Musa al-Asy’ari) maju terlebih dahulu untuk menyampaikan putusan dan yang lebih muda meju setelahnya, dalam pengumuman yang disampaikan Abu Musa al-Asy’ari sontak membuat kaget semua orang karena beliau menyampaikan putusan sebagaimana yang telah disepakati dengan ‘Amru ibn al-‘As, namun ‘Amru ibn al-‘As berkata lain, dia sepakat untuk menjatuhkan Ali bin Abi Thalib, namun menolak penjatuhan Mu’awiyah, tentu hal ini sngat merugikan Ali dan menguntungkan mu’awiyah.
Ali bin Abi Thalib tidak menyetujuai –meskipun dalam keadaan terpaksa- Ali menerima tipu muslihat perdamaian pihak Mu’awiyah. Karena mereka berpendapat masalah sepeti itu tidak dapat diputuskan oleh Manusia. Mereka berpendapat bahwa putusan hanya datang dari Allah dengan kembali pada hukum-hukum yang ada dalam al-Qur’an. Laa hukma illa lillah (tidak ada hukum kecuali hukum Allah), dalil ini yang dijadikan semboyan oleh mereka-mereka yang beraliran keras dalam Islam yang pada akhirnya akan berujung pada sikap pengkafiran terhadap sesama muslim. Maka wajarlah jika mereka yang menentang tindakan Ali bin Abi Thalib keluar dari barisan Ali, dan mereka dikenal dalam sejarah sebagai kelompok Khawarij.
Semboyan kelompok khawarij ‘laa hukma illa lillah’ ini didasarkan pada Ayat al-Qur’an: man lam yahkum bimaa anzalallaahu faulaaika humulkaafiruun (siapa yang tidak mengambil hukum dengan apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka adalah orang kafir), oleh karena itu berdasarkan dalil diatas Khawarij menganggap bahwa Ali, Muawiyah dan ‘Amru ibn al-‘As adalah kafir karena mengambil hukum tidak berdasarkan hukum Allah, dan mereka wajib diperangi serta halal untuk dibunuh.
Mulai dari sinilah aliran-aliran keras, sesat bermunculan dalam Islam, keras dan sesat karena mereka terlalu kaku dalam memahami ayat al-qur’an, tidak bisa membedakan mana dalil untuk syariat islam dan mana dalil untuk tauhidul islam.
Demikian sepenggal sejarah dalam Islam yang dapat kami tuliskan, berawal dari masalah diatas terus bermunculan dan berkembanya jenis-jenis aliran dalam Islam seperti, qadariyah, jabariyah dan lain-lain, Anda bisa mencari informasi lebih lengkap dalam buku-buku berjudul teologi Islam.
Wednesday, March 7, 2012
Panduan Promosi Online
Tahap promosi online ini terdiri dari beberapa tahap dan cara. Ingat, tujuan pemasangan ini bukanlah sekedar untuk promosi langsung. Tapi juga untuk menanamkan link Anda di tempat lain. Ingatlah bahwa jika URL atau link anda terdapat di banyak tempat/situs ini akan meningkatkan "kepopuleran" situs anda yang akan sangat berarti untuk menaikkan rangking situs anda di Search engine.
1). PROMOSI LEWAT SEARCH ENGINE
Jika bisnis atau situs anda di tujukan untuk konsumen masyarakat Indonesia saja maka daftarkan alamat situs anda ke Search Engine lokal berikut ini :
http://www.searchindonesia.com/ http://www.incari.com/ http://indonesia.asiaco.com/
2) PROMOSI LEWAT DIRECT EMAIL MARKETING
Salah satu promosi yang paling 'hot' dan bisa langsung mengenai target adalah direct e-mail. Iklan atau email marketing Anda akan langsung masuk ke inbox setiap orang yang si tuju. Anda perlu membuat sales letter yang baik jika Anda melakukan promosi dengan metode ini. Terdapat berbagai cara untuk memperoleh alamat e-mail yang merupakan target Anda. Cara yang tidak kami rekomendasikan adalah dengan pengumpulan alamat e-mail dengan bantuan software (terdapat software yang bisa mendownload alamat e-mail dari suatu situs). Ada beberapa cara untuk memperoleh alamat e-mail yang akan Anda jadikan sasaran market Anda. Yang paling mudah adalah mencari di situs iklan baris.
Cari alamat e-mail pemasang iklan yang mempunyai kesamaan dengan bisnis ini. Kemudian, jika Anda mengiriminya dengan e-mail promosi Anda, maka Anda harus mengatakan pada isi pesan Anda bahwa Anda tertarik dengan iklan yang ia tawarkan dan berniat berbagi peluang dengannya serta e-mail ini hanya sekali datangnya. Artinya, Anda jangan mengiriminya dengan e-mail kedua dan seterusnya. Cara lain untuk mencari alamat email adalah lewat milis atau newsgroups. Ingat promosi direct email marketing dengan jalan mencari alamat email lalu mengiriminya dengan email promosi adalah cara promosi yang bisa anda lakukan tapi tidak saya anjurkan.
Jika anda mempunyai daftar alamat email dan "terpaksa" ingin mengirim email promosi pada pemilik alamat-alamat tersebut anda "boleh" saja mengirimi mereka email promosi dengan "syarat" berikut agar anda tidak di tuduh melakukan Spam
- Bahasa harus sopan singkat dan tidak bertele-tele
- Karena anda tidak kenal dengan pemilik alamat email, sampaikan dulu permintaan maaf karena anda telah mengiriminya email dan katakan kalau anda hanya ingin sekedar berbagi informasi. Jika pihak penerima email membalas dan menanggapi dengan baik anda masih bisa mengiriminya email kedua dan seterusnya. Tapi jika penerima email tidak memberikan tanggapan atau justru marah-marah maka anda tidak boleh mengiriminya email lagi.
Terdapat banyak institusi/perusahaan internet di Indonesia yang menawarkan Direct Email Marketing, yaitu program kampanye / promosi suatu situs / produk / jasa yang dilakukan dengan penawaran langsung ke suatu alamat e-mail. Perusahaan ini telah mempunyai database sejumlah e-mail sebagai target pemasaran. Perusahaan semacam itu biasanya menerbitkan electronic magazine (e-Zine) dan mempunyai sejumlah subscriber. Cara ini sangat aman dan efektif untuk promosi. Untuk itu perusahaan tersebut memungut sejumlah biaya. Beberapa situs yg menawarkan paket ini misalnya www.networker-indonesia.com Situs ini memiliki jumlah subcriber yang cukup besar dan melakukan pengiriman email newsletter secara berkala. Iklan anda bisa anda "titipkan" sehingga bisa di baca oleh para subcribernya.
Demikian postingan tentang cara promosi online, semoga bermafaat.///