This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, May 30, 2012

Agama Sebagai Basis Kehidupan Masyarakat


Dengan menyebut Pancasila sebagai dasar Negara, di mana sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, maka rasanya bangsa ini secara jelas dan tegas telah memposisikan agama pada tempat yang sangat strategis dalam membangun bangsa ini. Terkait dengan itu, negeri ini telah memiliki sebuah departemen yang khusus mengatur dan melayani persoalan yang terkait dengan kehidupan agama, yaitu Departemen Agama. Sementara ini ada lima agama yang diakui syah hidup di negeri yang berdasar atas Pancasila dan UUD 1945, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Akhir-akhir ini Kong Hu Cu, juga diakomodasi keberadaan dan pertumbuhannya. 

Bahkan sesungguhnya, sila-sila selanjutnya dari Pancasila, memuat ajaran yang sangat erat dengan ajaran masing-masing agama. Semua agama juga mengajarkan tentang kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan juga keadilan. Kiranya tidak ada perbedaan pandangan di antara berbagai agama tersebut mengenai betapa pentingnya nilai-nilai tersebut seharusnya dikembangkan dalam kehidupan bersama. Jika pun ada perbedaan, maka perbedaan itu sebatas pada teknis implementasinya. Misalnya tentang keadilan, Islam misalnya memiliki konsep yang berbeda dengan agama lain. Islam dalam membangun keadilan, melalui paradigma kesetaraan dalam melihat setiap manusia. Manusia dilihat berposisi dan berderajad sama, menurut Islam. Jika kemudian terdapat perbedaan, maka perbedaan itu hanya semata-mata terkait dengan tingkat keimanan dan keilmuan yang disandang. 

Jika sampai di sini bisa dipahami dan disepakati, maka tatkala bangsa ini ingin membangun dirinya menuju cita-cita yang dikehendaki yaitu masyarakat yang makmur, sejahtera, adil dan damai maka pertanyaannya, mengapa tidak kembali melihat isi kitab suci masing-masing agama. Jika agama benar-benar dipandang sebagai petunjuk, pedoman, penjelas tentang kehidupan ini, sehingga sesungguhnya bisa diacu dalam menyelesaikan berbagai problem kehidupan, baik terkait dengan kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bahkan juga Negara, maka mengapa agama tidak dipercaya hingga dijadikan acuan dalam menyelesaikan berbagai problem kehidupan itu. Sementara ini agama hanya diambil sebatas aspek-aspek yang bersifat veriferal, yaitu hanya digunakan sebagai pedoman ritual dan spiritualnya belaka. 

Memang seringkali muncul wacana bahwa bangsa Indonesia harus mengikuti kehidupan modern, dan selalu memposisikan diri berada di tengah-tengah pertumbuhan kehidupan bangsa lain di dunia. Bangsa Indonesia tidak selayaknya mengisolasikan diri, terpisah dari proses-proses social dalam kehidupan dunia. Apalagi, dengan kemajuan ilmu dan teknologi semakin cepat, dunia semakin terasa sempit, hubungan antar orang, suku, negara dan bangsa menjadi sedemikian dekat. Tetangga kita bukan lagi hanya beberapa orang yang hidup dalam satu RT, RW atau desa, melainkan orang-orang yang memiliki suku, kebangsaan dan bahkan juga benua yang berbeda. 

Terkait dengan itu, satu pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah apakah kita melihat bahwa agama hanya relevan dengan kehidupan zaman dahulu, yakni tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi masih jauh belum berkembang. Apakah kita masih mempercayai bahwa agama, karena diturunkan sejak zaman kuno, kemudian hanya relavan dengan kehidupan kuno, yakni di zaman kehidupan para nabi terdahulu. Jika pandangan kita terhadap agama seperti itu, maka memang layak kemudian agama kita tinggalkan dan digantikan dengan ajaran lain yang relevan dengan kehidupan modern. Akan tetapi, apakah kenyataan bahwa agama memang seperti itu. Tentu, jika kita kenali ajaran agama itu secara utuh dan mendalam ternyata tidak demikian. Agama, Islam misalnya selalu relevan dengan perkembangan zaman, kapan dan di manapun. 

Islam, dengan kitab sucinya yaitu al Qur’an dan hadits nabi, selalu relevan dengan segala zaman dan tempat. Al Qur’an menjadi petunjuk kehidupan orang yang berada di zaman dan tempat manapun. Al Qur’an dan hadits Nabi relevan untuk kehidupan orang-orang yang hidup di negeri paling barat dan sebaliknya paling timur. Demikian pula, mereka yang hidup di bagian paling utara dan juga paling selatan, dulu, kini maupun yang akan datang. Islam mengajarkan tentang siapa sesungguhnya pencipta manusia dan jagad raya ini. Islam memberikan petunjuk, Yang Maha Pencipta itu adalah Allah saw. Islam mengajarkan tentang penciptaan, baik penciptaan manusia maupun penciptaan jagad raya ini. Islam menginformasikan secara sempurna tentang siapa sesungguhnya manusia itu. 

Manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang terbaik dan tertinggi derajadnya, memiliki akal, qolb, jasad dan jiwa. Islam juga menjelaskan tentang jagad raya ini. Semua ciptaan Allah baik di langit maupun di bumi dijelaskan melalui kitab suci yakni al Qur’an dan hadits nabi. Islam juga memberi petunjuk tentang keselamatan dalam perspektif yang luas dan masa yang panjang, yaitu dunia dan akherat. Agar selamat dan bahagia, Islam mengajarkan konsep iman, islam dan ikhsan. Selain itu Islam memperkenalkan tentang amal sholeh dan akhlakul karimah. Semua itu membawa kehidupan menjadi selamat dunia dan akherat. 

Jika demikian halnya, semestinya Agama yang bersumber kitab suci Al Qur’an dan hadits, selalu dijadikan pedoman, acuan dan sumber ilmu pengetahuan dan tempat bertanya bagi berbagai persoalan hidup ini. Sudah barang tentu, persoalan-persoalan yang bersifat teknis, kitab suci itu tidak menyediakan jawaban. Tetapi, al Qur’an memerintahkan untuk menggunakan indera, pikiran dan hatinya tatkala menyelesaikan sesuatu. Maka, kemudian dikenal dengan ayat-ayat qouliyah, yaitu al Qur’an dan hadits dan selain itu ayat-ayat qauniyah, yaitu hasil-hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis. Umat Islam menggunakan dua sumber pengetahuan tersebut sekaligus, yaitu ayat-ayat qouliyah dan ayat-ayat kauniyah. Dengan demikian, jika agama -----Islam bagi yang muslim, sepenuhnya dijadikan pegangan dalam menyelesaikan berbagai persoalan, maka Insya Allah, mereka akan selamat dan mendapatkan kebahagiaan secara nyata. Allahu a’lam.

Memahami Dialektika Hegel "Filsafat Sejarah"

PENDAHULUAN:

Filsafat sejarah merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dari rangkaian keilmuan filsafat secara umum.Bagian integral yang berpengaruh dalam memahami dan mengkaji sejarah dari sudut pandang filsafat.Memandang sejarah bukan hanya masa lampau namun juga menjadi unsur perubahan dari masa ke masa.
Beberapa tokoh bermunculan dari ranah filsafat sejarah,dan Hegel termasuk didalamnya.Dia merupakan salah satu filsuf ternama yang dihasilkan Jerman sebagai sebuah tempat yang layak bagi lahirnya beberapa filsuf terkenal dan berpengaruh. Disamping Immmanuel Kant,Hegel memiliki konsistensi dalam berfikir dan kapabilitas rasio yang mampu menterjemahkan hidup dalam bentuk rumus dialektikanya yang terkenal. Hegel seorang yang progresif dalam berfikir dan bertindak,meskipun tidak reaksioner dalam bersikap terhadap realitas.Filsafat Roh yang merupakan karakternya,yang dia akui merupakan hasil sintesa antara pemikiran Fichte dan Schelling dizaman pertumbuhan filsafat idealisme Jerman abad-19.Dia cenderung memaknainya sebagai Roh Mutlak atau Idealisme Mutlak.
Pandangan mengenai realitas begitu jauh dan meluas.Selain pandangannya mengenai Pikiran sebagai sesuatu yang mempengaruhi kehidupan fisik dan material.Dia memiliki pengaruh yang sangat besar dalam ilmu pengetahuan pada abad-19 dalam hal melakukan pembuktian nilai-nilai realitas dengan nalar yang dia terjemahkan dalam bentuk hukum dialektik.Yang dikemudian hari tanpa disadari menjadi inspirasi Karl Marx dalam menetapkan teori materialis didalam tubuh sosialismenya.
Konsistensinya dalam melakukan telaah pemikiran atas ‘idea’ menjadi sebuah kondisi yang menarik untuk dikaji serta menjadi sebuah tambahan ilmu bagi diri pribadi. Dialektika Hegel menjadi sebuah pisau analisis dalam menelaah sejarah secara lebih mendalam serta ilmu pengetahuan secara global. Dialektikanya seolah suatu metode yang mampu memecahkan problem realitas kehidupan.

PEMBAHASAN:

Hegel seorang yang berkebangsaan Jerman,hidup dari keluarga yang mapan secara status sosial,serta pola pendidikan keluarga terutama ibunya yang mempengaruhi Hegel menjadi filsuf besar.Dia dilahirkan di Kota Stuttgart,Jerman pada 27 Agustus 1770.Dia sempat pula mengenyam pendidikan di Gymnasium Stuttgart,setelah kemudian melanjutkan di Universitas Tubingen.
Dalam hidupnya dia curahkan untuk mempelajari dan mengkaji filsafat secara mendalam,dengan banyak membaca artikel,buku-buku dari beberapa pemikir filsafat yang sempat pula mempengaruhinya seperti;Aristoteles,Descartes,dan Kant (yang juga sempat ia kritisi),hingga menelurkan beberapa karya yang cukup berpengaruh seperti; Phenomenology of Spirit (yang dlm bahasa Inggris diterjemahkan Phenomenology of Mind,bahasa Jerman Phänomenologie des Geistes),sekilas menggambarkan pemikiran Hegel yang idealisme monistik,atau menjelaskan tentang keyakinannya perihal satu pemikiran atau substansi,disini dia sependapat dengan pemikiran Baruch Spinoza,kemudian Science Of Logic, dan beberapa diktat kuliahnya sewaktu mengajar dibeberapa perguruan tinggi.
Dalam sebuah pengantar dibukunya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia;Filsafat Sejarah G.WF Hegel,dinyatakan bahwa Hegel sebenarnya seorang yang berfikir ’konkret’ atas ide-idenya serta pemikirannya,dia juga merupakan filsuf yang tidak reaksioner dan revolusioner,sebab dia bukan politikus.
Hegel memang bukan seorang politikus namun dialektikanya mampu menjadi inspirasi para politikus dalam melakukan kajian politik dan sosial.Sehingga terkadang menjadi pisau analisis yang cukup akurat dalam memandang realitas.Hegel mengakui dirinya cenderung befikir bebas selayaknya filsuf dalam memaknai kehidupan dan pemikiran/rasio.Namun Hegel memandang justru kebebasan merupakan wujud pengakuan dan penerimaan sadar manusia atas suatu sistem nilai dalam hidup,seperti nilai yang terkandung dalam ajaran agama (kristen).
Pemikiran Hegel yang senantiasa berdialektika terhadap realitas dan memandang adanya ’realitas mutlak’ atau ruh mutlak atau idealisme mutlak dalam kehidupan,sangat mempengaruhi dalam memandang sejarah secara global,ini terbukti saat dialektikanya mampu memasukkan pertentangan didalam sejarah sehingga dapat mengalahkan dalil-dalil yang bersifat statis.
Hingga terbukti pembuktian-pembuktian ilmiah yang dihasilkan.Dari sanalah filsafat sejarah layak ditempatkan,sebagai bagian yang utuh dari dunia kefilsafatan. Hegel juga memandang bahwa sejarah merupakan suatu kondisi perubahan atas realitas yang terjadi,dia pula yang menyatakan sejarah menjadi sebuah hasil dari dialektika,menuju suatu kondisi yang sepenuhnya rasional.
Menurutnya dialektika merupakan proses restorasi yang perkembangannya berasal dari kesadaran diri yang akhirnya akan mencapai kesatuan dan kebebasan yang berasal dari pengetahuan diri yang sempurna,dia pula merupakan suatu aktvitas peningkatan kesadaran diri atas pikiran yang menempatkan objek-objek yang nampak independen kearah rasional,yang kemudian diadopsi Marx menjadi bentuk lain yakni ’alienasi’.
Dialektika Hegel menjadikan akhir sesuatu menjadi awal kembali.seperti sebuah siklus.3 prinsip utamanya;thesis-antithesis (terjadi 2 tahap perubahan yakni kualitatif dan kuantitatif)-sinthesis.Thesis merupakan perwujudan atas pandangan tertentu,antithesis menempatkan dirinya sebagai opisisi,serta sinthesis merupakan hasil rekonsiliasi atas pertentangan sebelumnya yang kemudian akan menjadi sebuah thesis baru.Dan begitu seterusnya.Sehingga ketiganya merupakan pertentangan yang kelak menjadi kesatuan utuh dalam realitas.
Sebagai sebuah analogi sederhana ada ’telur’ sebagai thesis,yang kemudian muncul ’ayam’ sebagai sebuah sinthesis,yang antithesisnya ’bukan-telur’.Dalam dilektika ini,bukan berarti ’ayam’ telah menghancurkan ’telur’ namun, dalam hal ini sebenarnya ’telur’ telah melampaui dirinya sehingga menjadi ’ayam’,dengan sebuah proses.Yang kemudian itu akan kembali menjadi telur,dan terus seperti itu.Sehingga dialektika merupakan proses pergerakan yang dinamis menuju perubahan.
Pemikirannya tentang Roh Mutlak atau absolut dapat dilalui dengan pendekatan filsafat,agama dan seni,sehingga beliau senantiasa mengkaji dan menguasai ketiga komponen yang juga mempengaruhi pemikiran Hegel selama ini.Pengkajiannya yang begitu ketat,yang kemudian memutuskan bahwa filsafat-lah yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih yang mampu menuju kepemahaman mengenai hakekat Roh Mutlak,dikarenakan sifatnya yang konseptual dan rasional.
Disamping pemikirannya yang menjunjung kebebasan sebagai unsur pada keberadaan Roh Mutlak.Dia meyakini adanya essensi Roh Mutlak adalah ketidakterikatan atau kebebasan.Komponen yang kemudian melahirkan konsepsi sosial-politik dalam negara. Roh Mutlak merupakan sesuatu yang bersifat ’Idea’ yang melekat pada dirinya sebagai sesuatu yang riil.Sehingga menurutnya kondisi realitas merupakan riil ada,dan sesuatu yang riil merupakan realitas tersebut.Bukan berarti sesuatu yang tidak riil itu bukan realitas,namun disanalah ruang telaah yang mendalam perlu mendapat tempat.Masih menurutnya,yang menganggap bahwa negara sebagai sebuah institusi kemasyarakatan,merupakan sebuah bentuk kemajuan pikiran/idea kearah kesatuan bentuk dengan nalar.
Cukup banyak para pemikir atau filsuf yang menganggap Hegel merupakan filsuf abstraksi,padahal secara kasat mata sesungguhnya dia sedang menampilkan suatu bentuk konkretisasi dalam mengolah pikirannya sendiri.Bahkan dirinya sempat mengkritik gaya abstraksi dari rasionalisme abad-18.Gaya bahasa yang terlalu luas dan mendalam kadang malah mempersulit dalam mencari sebuah hakekat pikiran itu sendiri.Sehingga konkretisasi pikiran Hegel nampak dalam beberapa artikel dan buku karyanya yang mencoba menampilkan aktualisasi pikirannya yang mampu menjawab realitas.
Hegel pergi untuk selama-lamanya pada 14 November 1831 di Berlin,Jerman. Pemikiran serta beberapa karyanya mampu memberikan pencerahan kembali filsafat Jerman pada khususnya,dan dunia secara global.Hegel cukup banyak mempengaruhi para filsuf,dibawahnya,seperti;Feurbach,Marx,Engles (dengan dialektika materialisme),Jurgen Habbermas,Gadamer,dll.Meskipun cukup banyak pula filsuf yang mengkritisi pemikiran beliau mengenai dialektika,termasuk Marx sendiri.
Hegel tidak hanya meninggalkan pemikiran abstraksi,namun pengikut Hegeliaan-nya pun terpecah menjadi dua kubu sepeninggal beliau;Hegelian Tua yang cenderung konservatif atas pemikiran Hegel terkait dialektika dan gagasan Hegel terkait agama yang dianggap selaras dengan nilai-nilai kristiani saat itu.Hegelian Tua sempat mempengaruhi kondisi Jerman hingga akhir abad-19;dan Hegelian Muda yang lebih modernis dan liberal atas pemikiran ’sang guru’.Mereka cenderung mengkritisi hukum dialektika Hegel,dan mentransformasikannya dalam bentuk dialektika materialis,serta menolak pikiran sebagai realitas tertinggi.Diantara tokohnya,yakni;David Fredrich Strauus,dan Ludwig Feurbach.

PENUTUP:

Dalam hal ini Hegel memang tidak memaknai filsafat sejarah hingga pada tataran definisi konkret dan spesifik,tapi pandangannya mengenai sejarah sudah merupakan unsur integral dari filsafat sejarah itu sendiri,serta pernyataannya yang memandang filsafat sejarah sebagai sebuah pertimbangan pemikiran terhadapnya.
Pemikiran sendiri merupakan realitas tertinggi,serta sebagai hakekat kemanusiaan.Hegel mampu meyakinkan kepada setiap orang bahwa sejarah merupakan suatu nilai yang sangat berharga dalam kehidupan manusia.Dengan berbagai dinamika pemikiran dan tindakan manusia sebagai sebuah bentuk pengakuan atas eksistensi suatu wujud material.
Dalam bukunya Filsafat Sejarah;Hegel mencoba membuat suatu metode sejarah menjadi 3,yakni:Sejarah Asli.Memiliki warna yang khas,yang perajalanannya berkisar pada perbuatan,peristiwa,dan keadaan.Fase ini diawali dengan kemunculan filsuf era Yunani kuno,yakni;Herodotus,Thucydides,Xenophone,dll;SejarahReflektif,adalah sejarah yang cara penyajiannya tidak dibatasi oleh waktu yang berhubungan,melainkan yang ruhnya melampaui batas;dan terakhir Sejarah Filsafati.Hegel menyatakan bahwa sejarah merupakan konsepsi sederhana Rasio.Rasio sendiri merupakan penguasa dunia,sehingga sejarah dunia memberikan suatu proses rasional kepada kita.
Hegel dengan segala dinamika pemikirannya mampu membuka ranah intelektualitas kita secara lebih luas.Luas dalam menyikapi sejarah tidak hanya sebagai fenomena realitas,namun perwujudan atas perubahan kondisi masyarakat dimasa depan.Dia telah menempatkan ruh dunia, rasio manusia, dan kebebasan memperoleh makna dan posisi yang nyaman didalam konteks sejarah.