Tuesday, March 27, 2012

Magic Card Sebagai Media Pembelajaran


Magic Card dibuat sebagai media belajar interaktif, fleksible, murah dan sangat efektif dalam pembelajaran dapat memberikan motifasi belajar bagi siswa dan inspirasi baru bagi para guru bidang study Bahasa Inggris, Fisika dan Matematika khususnya untuk menciptakan suasana yang lebih konstruktif dalam pencapaian target Standar Ketuntasan Belajara Maksimal (SKBM) di sekolah.
Pelajaran Bahasa Inggris dan Fisika masuk kurikulum pendidikan formal mulai tingkat SMP, bahkan Pelajaran Bahasa Inggris menjadi muatan lokal bagi sebagian Sekolah Dasar. Beda halnya dengan pelajaran matematika sudah diajarkan sejak dari TK, sehingga di tingkat SMA ke tiga pelajaran ini merupakan kelanjutan dari proses belajar mengajar sebelumnya, proses pembelajaran kepada anak didik seharusnya dapat berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan yang berarti bagi setiap guru bidang studi.
Namun berdasarkan pengamatan dan pengalaman dari sebagian besar guru ditingkat SMA pada umumnya, penyerapan siswa dalam proses belajar mengajar kurang memenuhi standar ketuntasan. Kemampuan menguasai materi pelajaran Bahasa Inggris, Fisika dan Matematika masih dibawah rata – rata target kurikulum nasional, sehingga ikut mempengaruhi keberhasilan prestasi siswa dalam tingkat kelulusan Ujian Akhir Nasional (UAN). Dan kurang mampu berkompetensi pada kelanjutan pendidikan tingkat tinggi lainnya.
Salah satu faktor penyebab menurunya prestasi belajar karena kurangnya minat siswa dalam belajar. Hal ini sangat dipengaruhi oleh media dan bahan ajar yang digunakan oleh guru bidang studi yang bersangkutan. Disinilah peran guru menjadi sangat penting dalam menentukan pilihan media pembelajaran disamping pendekatan tehnik atau strategi mengajar dalam pencapaian tingkat keberhasilan sebuah proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar tidak selamanya bersentuhan dengan hal – hal yang konkrit baik dalam konsep maupun faktanya, realitasnya belajar acap kali berhubungan dengan hal – hal yang bersifat komplex, maya dan berada dibalik realitas, karena itu media memiliki andil yang sangat isensial untuk menjelaskan hal – hal yang absrak dan menunjukkan hal – hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan belajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal – hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam menjelaskan Materi Pelajaran.
Magic Card sebagai media pembelajaran merupakan fasilitas penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan Magic Card, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Penggunaan Magic Card diikuti dengan metode anak aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. MagicCard juga dapat melengkapi media pembelajaran di sekolah anda, disamping itu imbangi pula dengan kreasi-kreasi yang meningkatkan kreaktifitas siswa -siswa anda, misalnya dengan menggunakan Magic Card sebagai media pembelajaran pada setiap topik pembehasan.
Magic Card sebagai media pembelajaran atau alat bantu mengajar adalah perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar. Magic Card dipakai saat guru menerangkan pelajaran, Jadi Magic Card adalah media pembelajaran penting sebagai salah satu fasilitas belajar-mengajar karena:
1. Dengan Magic Card sebagai media, pembelajaran akan disajikan lebih menarik.
2. Mengarahkan perhatian anak (anak perlu alat bantu untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan pengajaran).
3. Membantu pengertian (menjelaskan cerita), karena pengertian anak akan sesuatu hal bisa berbeda dengan apa yang guru maksudkan. Sementara tidak semua guru dapat menceritakan dengan baik detail- detail ceritanya. Jadi penggunaan Magic Card sebagai media pembelajaran adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif.
4. Magic Card sebagai media pembelajaran adalah alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Magic Card dapat menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan ingatan anak akan Magic Card itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang disampaikan guru.
5. Semakin kecil anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret (perlu lebih banyak media pembelajaran) yang dapat disentuh, dilihat, dirasakan, dan didengarnya.

0 komentar:

Post a Comment

Komentar