PENDAHULUAN:
Hegel seorang yang berkebangsaan Jerman,hidup dari keluarga yang mapan secara status sosial,serta pola pendidikan keluarga terutama ibunya yang mempengaruhi Hegel menjadi filsuf besar.Dia dilahirkan di Kota Stuttgart,Jerman pada 27 Agustus 1770.Dia sempat pula mengenyam pendidikan di Gymnasium Stuttgart,setelah kemudian melanjutkan di Universitas Tubingen.
Dalam hal ini Hegel memang tidak memaknai filsafat sejarah hingga pada tataran definisi konkret dan spesifik,tapi pandangannya mengenai sejarah sudah merupakan unsur integral dari filsafat sejarah itu sendiri,serta pernyataannya yang memandang filsafat sejarah sebagai sebuah pertimbangan pemikiran terhadapnya.
Filsafat sejarah merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dari rangkaian
keilmuan filsafat secara umum.Bagian integral yang berpengaruh dalam memahami
dan mengkaji sejarah dari sudut pandang filsafat.Memandang sejarah bukan hanya
masa lampau namun juga menjadi unsur perubahan dari masa ke masa.
Beberapa tokoh bermunculan dari ranah filsafat sejarah,dan Hegel
termasuk didalamnya.Dia merupakan salah satu filsuf ternama yang dihasilkan
Jerman sebagai sebuah tempat yang layak bagi lahirnya beberapa filsuf terkenal
dan berpengaruh. Disamping Immmanuel Kant,Hegel memiliki konsistensi dalam
berfikir dan kapabilitas rasio yang mampu menterjemahkan hidup dalam bentuk
rumus dialektikanya yang terkenal. Hegel seorang yang progresif dalam berfikir
dan bertindak,meskipun tidak reaksioner dalam bersikap terhadap
realitas.Filsafat Roh yang merupakan karakternya,yang dia akui merupakan hasil
sintesa antara pemikiran Fichte dan Schelling dizaman pertumbuhan filsafat
idealisme Jerman abad-19.Dia cenderung memaknainya sebagai Roh Mutlak atau
Idealisme Mutlak.
Pandangan mengenai realitas begitu jauh dan meluas.Selain pandangannya
mengenai Pikiran sebagai sesuatu yang mempengaruhi kehidupan fisik dan
material.Dia memiliki pengaruh yang sangat besar dalam ilmu pengetahuan pada
abad-19 dalam hal melakukan pembuktian nilai-nilai realitas dengan nalar yang
dia terjemahkan dalam bentuk hukum dialektik.Yang dikemudian hari tanpa
disadari menjadi inspirasi Karl Marx dalam menetapkan teori materialis didalam
tubuh sosialismenya.
Konsistensinya dalam melakukan telaah pemikiran atas ‘idea’ menjadi
sebuah kondisi yang menarik untuk dikaji serta menjadi sebuah tambahan ilmu
bagi diri pribadi. Dialektika Hegel menjadi sebuah pisau analisis dalam
menelaah sejarah secara lebih mendalam serta ilmu pengetahuan secara global.
Dialektikanya seolah suatu metode yang mampu memecahkan problem realitas
kehidupan.
PEMBAHASAN:
Hegel seorang yang berkebangsaan Jerman,hidup dari keluarga yang mapan secara status sosial,serta pola pendidikan keluarga terutama ibunya yang mempengaruhi Hegel menjadi filsuf besar.Dia dilahirkan di Kota Stuttgart,Jerman pada 27 Agustus 1770.Dia sempat pula mengenyam pendidikan di Gymnasium Stuttgart,setelah kemudian melanjutkan di Universitas Tubingen.
Dalam hidupnya dia curahkan untuk mempelajari dan mengkaji filsafat
secara mendalam,dengan banyak membaca artikel,buku-buku dari beberapa pemikir
filsafat yang sempat pula mempengaruhinya seperti;Aristoteles,Descartes,dan
Kant (yang juga sempat ia kritisi),hingga menelurkan beberapa karya yang cukup
berpengaruh seperti; Phenomenology of Spirit (yang dlm bahasa Inggris
diterjemahkan Phenomenology of Mind,bahasa Jerman Phänomenologie des
Geistes),sekilas menggambarkan pemikiran Hegel yang idealisme monistik,atau
menjelaskan tentang keyakinannya perihal satu pemikiran atau substansi,disini
dia sependapat dengan pemikiran Baruch Spinoza,kemudian Science Of Logic, dan
beberapa diktat kuliahnya sewaktu mengajar dibeberapa perguruan tinggi.
Dalam sebuah pengantar dibukunya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia;Filsafat Sejarah G.WF Hegel,dinyatakan bahwa Hegel sebenarnya seorang
yang berfikir ’konkret’ atas ide-idenya serta pemikirannya,dia juga merupakan
filsuf yang tidak reaksioner dan revolusioner,sebab dia bukan politikus.
Hegel memang bukan seorang politikus namun dialektikanya mampu menjadi
inspirasi para politikus dalam melakukan kajian politik dan sosial.Sehingga
terkadang menjadi pisau analisis yang cukup akurat dalam memandang
realitas.Hegel mengakui dirinya cenderung befikir bebas selayaknya filsuf dalam
memaknai kehidupan dan pemikiran/rasio.Namun Hegel memandang justru kebebasan
merupakan wujud pengakuan dan penerimaan sadar manusia atas suatu sistem nilai
dalam hidup,seperti nilai yang terkandung dalam ajaran agama (kristen).
Pemikiran Hegel yang senantiasa berdialektika terhadap realitas dan
memandang adanya ’realitas mutlak’ atau ruh mutlak atau idealisme mutlak dalam
kehidupan,sangat mempengaruhi dalam memandang sejarah secara global,ini
terbukti saat dialektikanya mampu memasukkan pertentangan didalam sejarah
sehingga dapat mengalahkan dalil-dalil yang bersifat statis.
Hingga terbukti pembuktian-pembuktian ilmiah yang dihasilkan.Dari
sanalah filsafat sejarah layak ditempatkan,sebagai bagian yang utuh dari dunia
kefilsafatan. Hegel juga memandang bahwa sejarah merupakan suatu kondisi
perubahan atas realitas yang terjadi,dia pula yang menyatakan sejarah menjadi
sebuah hasil dari dialektika,menuju suatu kondisi yang sepenuhnya rasional.
Menurutnya dialektika merupakan proses restorasi yang perkembangannya
berasal dari kesadaran diri yang akhirnya akan mencapai kesatuan dan kebebasan
yang berasal dari pengetahuan diri yang sempurna,dia pula merupakan suatu
aktvitas peningkatan kesadaran diri atas pikiran yang menempatkan objek-objek
yang nampak independen kearah rasional,yang kemudian diadopsi Marx menjadi
bentuk lain yakni ’alienasi’.
Dialektika Hegel menjadikan akhir sesuatu menjadi awal kembali.seperti
sebuah siklus.3 prinsip utamanya;thesis-antithesis (terjadi 2 tahap perubahan
yakni kualitatif dan kuantitatif)-sinthesis.Thesis merupakan perwujudan atas
pandangan tertentu,antithesis menempatkan dirinya sebagai opisisi,serta
sinthesis merupakan hasil rekonsiliasi atas pertentangan sebelumnya yang
kemudian akan menjadi sebuah thesis baru.Dan begitu seterusnya.Sehingga
ketiganya merupakan pertentangan yang kelak menjadi kesatuan utuh dalam
realitas.
Sebagai sebuah analogi sederhana ada ’telur’ sebagai thesis,yang
kemudian muncul ’ayam’ sebagai sebuah sinthesis,yang antithesisnya
’bukan-telur’.Dalam dilektika ini,bukan berarti ’ayam’ telah menghancurkan
’telur’ namun, dalam hal ini sebenarnya ’telur’ telah melampaui dirinya
sehingga menjadi ’ayam’,dengan sebuah proses.Yang kemudian itu akan kembali
menjadi telur,dan terus seperti itu.Sehingga dialektika merupakan proses
pergerakan yang dinamis menuju perubahan.
Pemikirannya tentang Roh Mutlak atau absolut dapat dilalui dengan
pendekatan filsafat,agama dan seni,sehingga beliau senantiasa mengkaji dan
menguasai ketiga komponen yang juga mempengaruhi pemikiran Hegel selama
ini.Pengkajiannya yang begitu ketat,yang kemudian memutuskan bahwa filsafat-lah
yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih yang mampu menuju kepemahaman
mengenai hakekat Roh Mutlak,dikarenakan sifatnya yang konseptual dan rasional.
Disamping pemikirannya yang menjunjung kebebasan sebagai unsur pada
keberadaan Roh Mutlak.Dia meyakini adanya essensi Roh Mutlak adalah
ketidakterikatan atau kebebasan.Komponen yang kemudian melahirkan konsepsi
sosial-politik dalam negara. Roh Mutlak merupakan sesuatu yang bersifat ’Idea’
yang melekat pada dirinya sebagai sesuatu yang riil.Sehingga menurutnya kondisi
realitas merupakan riil ada,dan sesuatu yang riil merupakan realitas
tersebut.Bukan berarti sesuatu yang tidak riil itu bukan realitas,namun disanalah
ruang telaah yang mendalam perlu mendapat tempat.Masih menurutnya,yang
menganggap bahwa negara sebagai sebuah institusi kemasyarakatan,merupakan
sebuah bentuk kemajuan pikiran/idea kearah kesatuan bentuk dengan nalar.
Cukup banyak para pemikir atau filsuf yang menganggap Hegel merupakan
filsuf abstraksi,padahal secara kasat mata sesungguhnya dia sedang menampilkan
suatu bentuk konkretisasi dalam mengolah pikirannya sendiri.Bahkan dirinya
sempat mengkritik gaya abstraksi dari rasionalisme abad-18.Gaya bahasa yang
terlalu luas dan mendalam kadang malah mempersulit dalam mencari sebuah hakekat
pikiran itu sendiri.Sehingga konkretisasi pikiran Hegel nampak dalam beberapa
artikel dan buku karyanya yang mencoba menampilkan aktualisasi pikirannya yang
mampu menjawab realitas.
Hegel pergi untuk selama-lamanya pada 14 November 1831 di Berlin,Jerman.
Pemikiran serta beberapa karyanya mampu memberikan pencerahan kembali filsafat
Jerman pada khususnya,dan dunia secara global.Hegel cukup banyak mempengaruhi
para filsuf,dibawahnya,seperti;Feurbach,Marx,Engles (dengan dialektika
materialisme),Jurgen Habbermas,Gadamer,dll.Meskipun cukup banyak pula filsuf
yang mengkritisi pemikiran beliau mengenai dialektika,termasuk Marx sendiri.
Hegel tidak hanya meninggalkan pemikiran abstraksi,namun pengikut Hegeliaan-nya pun terpecah menjadi dua kubu sepeninggal beliau;Hegelian Tua yang cenderung konservatif atas pemikiran Hegel terkait dialektika dan gagasan Hegel terkait agama yang dianggap selaras dengan nilai-nilai kristiani saat itu.Hegelian Tua sempat mempengaruhi kondisi Jerman hingga akhir abad-19;dan Hegelian Muda yang lebih modernis dan liberal atas pemikiran ’sang guru’.Mereka cenderung mengkritisi hukum dialektika Hegel,dan mentransformasikannya dalam bentuk dialektika materialis,serta menolak pikiran sebagai realitas tertinggi.Diantara tokohnya,yakni;David Fredrich Strauus,dan Ludwig Feurbach.
Hegel tidak hanya meninggalkan pemikiran abstraksi,namun pengikut Hegeliaan-nya pun terpecah menjadi dua kubu sepeninggal beliau;Hegelian Tua yang cenderung konservatif atas pemikiran Hegel terkait dialektika dan gagasan Hegel terkait agama yang dianggap selaras dengan nilai-nilai kristiani saat itu.Hegelian Tua sempat mempengaruhi kondisi Jerman hingga akhir abad-19;dan Hegelian Muda yang lebih modernis dan liberal atas pemikiran ’sang guru’.Mereka cenderung mengkritisi hukum dialektika Hegel,dan mentransformasikannya dalam bentuk dialektika materialis,serta menolak pikiran sebagai realitas tertinggi.Diantara tokohnya,yakni;David Fredrich Strauus,dan Ludwig Feurbach.
PENUTUP:
Dalam hal ini Hegel memang tidak memaknai filsafat sejarah hingga pada tataran definisi konkret dan spesifik,tapi pandangannya mengenai sejarah sudah merupakan unsur integral dari filsafat sejarah itu sendiri,serta pernyataannya yang memandang filsafat sejarah sebagai sebuah pertimbangan pemikiran terhadapnya.
Pemikiran sendiri merupakan realitas tertinggi,serta sebagai hakekat kemanusiaan.Hegel
mampu meyakinkan kepada setiap orang bahwa sejarah merupakan suatu nilai yang
sangat berharga dalam kehidupan manusia.Dengan berbagai dinamika pemikiran dan
tindakan manusia sebagai sebuah bentuk pengakuan atas eksistensi suatu wujud material.
Dalam bukunya Filsafat Sejarah;Hegel mencoba membuat suatu metode
sejarah menjadi 3,yakni:Sejarah Asli.Memiliki warna yang khas,yang
perajalanannya berkisar pada perbuatan,peristiwa,dan keadaan.Fase ini diawali
dengan kemunculan filsuf era Yunani kuno,yakni;Herodotus,Thucydides,Xenophone,dll;SejarahReflektif,adalah
sejarah yang cara penyajiannya tidak dibatasi oleh waktu yang
berhubungan,melainkan yang ruhnya melampaui batas;dan terakhir Sejarah
Filsafati.Hegel menyatakan bahwa sejarah merupakan konsepsi sederhana
Rasio.Rasio sendiri merupakan penguasa dunia,sehingga sejarah dunia memberikan
suatu proses rasional kepada kita.
Hegel dengan segala dinamika pemikirannya mampu membuka ranah
intelektualitas kita secara lebih luas.Luas dalam menyikapi sejarah tidak hanya
sebagai fenomena realitas,namun perwujudan atas perubahan kondisi masyarakat
dimasa depan.Dia telah menempatkan ruh dunia, rasio manusia, dan kebebasan
memperoleh makna dan posisi yang nyaman didalam konteks sejarah.
0 komentar:
Post a Comment
Komentar